Wednesday, May 29, 2013

HARI ITU PASTI DATANG ! (1)



Kehidupanku ini tak bisa di bilang serba kecukupan, tapi aku juga tak menganggap kehidupanku ini kekurangan, karena berapapun rizki yang diberikan Alloh harus kita syukuri. Meski kadang tak cukup untuk kebutuhan-kebutuhan lain, tapi aku tetap bersyukur masih bisa hidup dan makan untuk hari ini. Aku tau ini semua sudah bagian dari rencana Alloh, bahwa Alloh akan memberikan cobaan yang lebih banyak untuk umat yang disayangiNya. Aku percaya itu! Dan aku percaya Alloh tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan umat itu sendiri. Termasuk cobaan untuk keluargaku ini pasti akan berakhir suatu hari nanti. Alloh pasti punya recana indah dibalik semua ini. Aku hanya butuh bersabar dan terus bertawakal padaNya. Hari itu akan datang! PASTI DATANG! Bukan hari dimana aku berubah menjadi orang kaya, orang serba lebih, orang terhomat dan penuh pangkat seperti impian orang-orang kaya. Tapi hari dimana aku mempunyai derajat lebih tinggi dihadapan Alloh dan menjadi bagian dari umat-umatNya yang selalu bersyukur.




Sebelum hari ini, aku masih termasuk umatNya yang sulit sekali untuk bersyukur atas rahmat yang diberi Alloh SWT. Sejak kecil aku hidup serba kecukupan karena ayahku seorang wiraswasta yang cukup sukses di luar Jawa. Apalagi aku sebagai anak terakhir selalu dituruti apapun yang aku inginkan, dan itu membuatku kurang menghargai apa yang dengan mudah bisa kudapatkan. Sampai pada suatu waktu ayahku bangkrut dan menanggung banyak hutang. Mulai hari itulah aku merasa Alloh tidak adil pada hidupku. Aku selalu berfikir kenapa harus keluargaku yang dapat cobaan seperti ini. Dan mulai saat itu aku mulai susah untuk bersyukur atas apapun yang aku dapatkan. Masuk SMP bukan di tempat yang aku inginkan karena biaya, sampai masuk SMA juga bukan di SMA idamanku dari kecil. Itu semua karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk aku masuk ke sekolah-sekolah idamanku. Aku merasa Alloh tidak adil, karena kakaku masih bisa bersekolah d tempat yang mereka inginkan, tapi aku? “Kenapa harus aku?” kata itu selalu terucap saat aku menghadap pada sang pencipta. Aku benar-benar lupa caranya bersyukur karena aku tidak masuk ke sekolah yang aku inginkan, meskipun aku selalu jadi murid terbaik di sekolahku.


*bersambung




0 komentar:

Post a Comment