Saturday, June 08, 2013

hari itu pasti datang (2)



Bahkan bukan hanya aku yang tidak bisa mendapat apa yang aku inginkan. Cobaan untukku datang lagi bahkan ini lebih berat dari semua cobaan yang pernah aku dapat, bahkan yang orang lain dapatkan. Kelas 2 SMA aku sudah mengidap penyakit kanker. “kenapa harus aku ya Alloh?” aku saja tidak bisa membayangkan sama sekali, apa yang akan terjadi padaku di kemudian hari. “apakan aku akan mati ya Alloh?”. Aku saja tidak tahu apa yang harus aku lakukan, “haruskah aku memberi tahu pada keluargaku atau menyimpan rahasia ini sendiri sampai waktunya tiba?”. Bagiku inilah cobaan terberat dalam hidupku ini. Karena aku harus menyembunyikanya dari seluruh anggota keluargaku! Pilihan yang paling tepat karena aku tidak mau menambah pikiran ibuku dan ayahku yang sekarang hanya bekerja sebagai buruh lepas di perantauan. Akan seperti apa mereka jika tahu apa yang aku derita, aku tidak akan tega melihat mereka kerepotan karena aku ya Alloh. Pastinya akan lebih menjadi beban bagiku dibanding aku menyembunyikan tentang penyakit ini.




Setelah beberapa waktu aku mendengar salah satu guru di SMAku berbicara. Aku sering mendengar orang lain mengatakan hal tersebut, tapi hari ini aku merasa sudah saatya aku menghadapi semua cobaan dari Alloh.


“Alloh tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya. Dan apapun yang sudah ditakdirkan oleh Alloh itu sudah jalan terbaik.”


Aku sadar. Alloh memberikan cobaan kepada keluargaku pasti semua ada hikmahnya yang tidak bisa aku rasakan secara langsung. Mungkin agar aku bisa lebih menghargai segalanya. Pasti karena Alloh sayang padaku dan kelargaku sehingga Ia tidak akan membiarkan aku dan keluargaku terlena dengan gemerlap dunia. Bukan karena Alloh tidak adil padaku, tapi karena Alloh lebih menyayangiku dibanding yang lain. Apalagi dengan tambahan penyakit yang mengerikan ini. Alloh benar-benar menguji kesabaranku karena Ia menyayangiku. Ia ingin aku menjadi orang yang kuat. Akankah aku mati dikemudian hari atau aku akan sembuh dengan kehendakNya, itu semua sudah tertulis dengan jelas dan sudah merupakan takdirNya. Aku hanya butuh berdoa dan berusaha.


Sampai pada ujian untuk keluargaku yang paling berat untukku melebihi apapun. Melebihi rasa kasihanku pada ayahku yang harus bekerja banting tulang demi menyekolahkanku. Mengingat-ingat mukanya dan kasih sayangnya dulu, karena setelah bangkrut aku hanya bisa bertemu ayahku saat Idul Fitri tiba. Ujian untuk ibuku yang harus mengidap penyakit dan mengharuskan ibuku menjalani operasi. Padahal seperti yang aku dan semua anggota keluagaku tahu, keuangan kami sedang diuji oleh Alloh. Hanya cukup untuk makan hari ini dan besok.

*bersambung

0 komentar:

Post a Comment