Friday, October 11, 2013

ANALISIS TQM DI SEBUAH PERUSAHAAN

MAKALAH TQM
“PT SUPER ANDALAS STEEL MEDAN”









DISUSUN OLEH :
ISMI NUR AZIZAH
C1C012076

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Di era globalisasi seperti sekarang ini semakin banyak perusahaan-perusahaan baru bermunculan, dari mulai perusahaan milik warga negara Indonesia sendiri sampai perusahaan milik asing. Dan ini membawa dampak secara langsung bagi perusahaan-perusahaan yang telah berdiri lama sebelum era globalisasi. Keadaan seperti ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan  kwalitas perusahaanya agar tetap bisa bertahan dan bersaing agar tetap memperoleh keuntungan. Dan salah satu yang harus benar-benar diperhatikan adalah kinerja manajerial perusahaan, karena semakin banyak perusahaan yang muncul, para investor akan semakin teliti dan cermat dalam memilih perusahaan dimana dia akan menginvestasikan dananya.


Salah satu sistem yang dapat dilakukan agar sebuah perusahaan dapat bertahan di era seperti ini adalah TQM. Karena TQM mempunyai konsep melakukan perbaikan secara terus menerus dan di semua bagian perusahaan demi kepuasan pelanggan. Tetapi kebanyakan perusahaan di Indonesia melimpahkan kewajiban pengendendalian mutu hanya pada satu divisi saja, seperti divisi produksi. Padahal kwalitas dan kemajuan suatu perusahaan merupakan kewajiban seluruh anggota perusahaan bukan hanya kewajiban seseorang atau satu divisi saja.

B.    RUMUSAN MASALAH
            Seperti PT Super Andalas Steel, ketatnya persaingan pasar pintu rebusan (sterilizer door) di dalam negeri, menjadikan perusahaan harus berupaya menjaga kualitas produknya. PT Super Andalas Steel menjamin bahan baku produknya yang terbuat dari baja berstandar tinggi serta dilapisi dengan stainless steel sehingga tidak mudah rusak.Selain itu sudah sejak 1981 PT Super Andalas Steel juga memproduksi Chicago Blower di Indonesia. Tingginya efisiensi dan jaminan teknologi membuat produk ini banyak digunakan pelaku sawit nasional. Ada beberapa jenis  produk Chicago Blower antara lain airfoil centrifugal fan, industrial centrifugal fan, turbo pressure fan, axial vane, industrial radial type, industrial backward incline,  dan heavy duty fan.
            Andreas Yaputra, Marketing PT Super Andalas Steel, mengatakan Chicago Blower diproduksi didukung tenaga teknik yang cukup, didesain dengan efisiensi yang tinggi serta pemakaian power yang rendah dan didukung teknologi dari CHICAGO BLOWER CORPORATION USA. Kelebihan inilah  yang  membuat Chicago Blower menarik perhatian pelanggan dan  konsumen dari industri sawit. Untuk pelayanan pasca jual, perusahaan terus menjaga komitmennya kepada konsumen dengan  pelayanan terbaik. David Antonius mengatakan terus melakukan perbaikan desain yang berkelanjutan sehingga pengguna Sterilizer Door merk “SAS” merasa lebih nyaman lagi.
            Dari data di atas bisa kita ketahui bahwa perusahaan ini memiliki divisi produksi yang lebih besar dari divisi lainnya, sehingga kita perlu mengetahui apakah pemikiran bahwa pengendalian mutu adalah tanggung jawab penuh bagian produksi dan apakah penerapan TQM dalam perusahaan ini sudah berpengaruh dalam usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja manajerialnya.





BAB II
PEMBAHASAN

            Perkembangan perdagangan dunia saat ini menuntut setiap perusahaan mempunyai suatu sistem yang dapat membawa perusahaan tersebut ke dalam keberhasilan. Semakin lama semakin banyak pesaing yang muncul dan mengancam eksistensi perusahaan jika sebuah perusahan tidak melakukan inovasi-inovasi seiring dengan kemunculan perusahaan-perusahaan baru tersebut. Apalagi bagi sebuah perusahaan yang hanya memfokuskan kegiatan pada satu divisi, melimpahkan tanggung jawab pengendalian kwalitas hanya pada satu divisi. Seperti pada PT Super Andalas Steel yang memiliki divisi produksi lebih besar dair divisi lain dan memaksimalkan sekali pada bagian produksi. Padahal kemajuan suatu perusahaan bukan hanya kewajiban satu divisi saja, tetapi kewajiban seluruh anggota perusahaan. Contohnya jika suatu perusahaan telah memproduksi barang dengan sangat bagus, tapi bagian pemasaran tidak bekerja dengan maksimal, maka barang tidak akan sampai ke sasaran.
            Jadi di setiap perusahaan dibutuhkan suatu sistem, salah satunya yaitu TQM (Total Quality Management), sistem yang mengutamakan kepuasan pelanggan dengan cara melakukan perbaikan secara terus menerus pada seluruh bagian perusahaan. Intinya terletak pada konsistensi dan pengurangan hal-hal yang tidak bermanfaat. Menurut Tjiptono (2003: 4) “TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”. Sukses tidaknya implementasi TQM sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikanya. Oleh karena itu TQM juga memiliki hubungan negatif dengan kinerja manajerial.
            Ada sepuluh karakteristik TQM yang dapat mempengaruhi kinerja manajer, yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dengan adanya TQM perusahaan dapat selalu mengevaluasi kinerja para anggotanya.
            Pada PT Super Andalas Steel adalah salah satu perusahaan yang dapat tetap bersaing sehat di era globalisasi. Perusahaan ini memiliki divisi produksi yang lebih besar dibanding divisi lainya. Perusahaan ini benar-benar mengandalkan bagian produksi untuk menciptakan produk yang bermutu tinggi salah satunya dengan penggunaan teknologi dari Chicago Blower Corporation USA dan demi kepuasan pelaggan.
            Untuk mengetahui apakah TQM berhubungan positif atau tidak dalam kinerja manajerial PT Super Andalas Steel kita harus mengetahui hubungan ke sepuluh karakteristik TQM dengan kinerja manajerial perusahaan. Dan dapat kita ketahui hubungan enam dari sepuluh karakteristik TQM terhadap kinerja manajerial perusahaan yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, kebebasan yang terkendali, serta keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
a.      Fokus pada pelanggan
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
b.     obsesi terhadap kualitas
berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial
c.      kerjasama tim
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial        
d.     perbaikan sistem secara berkesinambungan
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
e.      pendidikan dan pelatihan
berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial.
f.      keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial.

Hal ini berarti apabila variabel yang berpengaruh positif terus ditingkatkan, akan meningkatkan kerja karyawan. Dan sebaliknya jika variabel yang berpengaruh negatif terus ditingkatkan akan menurunkan kinerja manajerial.
            TQM yang diwakilkan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja manajerial pada PT SUPER ANDALAS STEEL.
            Hubungan negatif yang terjadi antara TQM dan kinerja manajerial di PT Super Andalas Steel tidak  sesuai dengan teori yang ada. Kemungkinan terbesar keadaan ini karena TQM tidak sesuai dengan budaya perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja manajerial. Terlihat bahwa budaya penilaian kinerja di dalam perusahaan belum merata. Orang-orang di dalam perusahaan belum terbiasa dengan penilaian kinerja, padahal diperlukan orang-orang dalam perusahaan yang terbuka kepada penilaian yang dilakukan terhadap diri mereka masing-masing maupun terhadap divisi tempat mereka terlibat dalam pekerjaan untuk dapat menerapkan TQM secara maksimal. Orang yang dapat terbuka dengan penilaian adalah orang yang percaya diri akan kemampuan yang mereka miliki dan juga percaya diri terhadap hasil kerja mereka berdasarkan beban pekerjaan yang dilimpahkan kepada pegawai di perusahaan tersebut masing-masing.
            TQM dapat menjadi alat pengukur kinerja manajerial apabila budaya di suatu tempat, dalam hal ini perusahaan, sudah diubah menjadi perusahaan yang lebih terbuka dalam menghadapi penilaian kinerja. Jika budaya ini belum diterapkan secara merata, maka TQM tidak akan berfungsi.



BAB III
KESIMPULAN

A.    KESIMPULAN

Di era seperti ini perusahaan-perusahaan baru ataupun yang sudah lama berdiri harus menggunakan sistem TQM dan harus menjadi perusahaan yang terbuka terhadap penilaian agar TQM dapat berjalan dengan baik.

Dan pengendalian mutu bukan sepenuhnya tanggung jawab dari bagian produksi. Karena setiap bagian berpengaruh sama terhadap sebuah perusahaan, semua saling berhubungan. Jangan hanya melimpahkan kewajiban pengendalian mutu pada satu bagian saja. Dalam PT Super Andalas Steel divisi produksilah yang paling bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan karena TQM belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan budaya manajerialnya yang belum terbuka terhadap penilaianya.

B.    SARAN
            Di PT Super Andalas Steel, menunjukan bahwa fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh baik terhadap kinerja manajerial. Oleh karena itu disarankan kepada perusahaan agar lebih sering mengadakan pelatihan dan pendidikan mengenai menjaga hubungan dengan pelanggan, menjaga dan meningkatkan standar kualitas produk, meningkatkan motivasi agar tercapai perbaikan cara kerja di perusahaan, dan pelatihan mengenai kepemimpinan (leadership). Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan keterbukaan pegawai perusahaan untuk dinilai kinerjanya masing-masing, baik secara individu maupun secara divisi. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri para pegawai perusahaan untuk dinilai karena pada umumnya orang-orang tidak mau dinilai,  karena mereka merasa tidak sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaannya sehingga mereka merasa tidak pantas untuk dinilai. Pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan terhadap diri sendiri pada diri para pegawai sehingga mereka dapat dengan terbuka menerima penilaian terhadap pekerjaan yang dibebankan kepada mereka secara profesional.
           














DAFTAR PUSTAKA


0 komentar:

Post a Comment