MAKALAH
TQM
“PT
SUPER ANDALAS STEEL MEDAN”
DISUSUN
OLEH :
ISMI
NUR AZIZAH
C1C012076
UNIVERSITAS
JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
EKONOMI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Di
era globalisasi seperti sekarang ini semakin banyak perusahaan-perusahaan baru
bermunculan, dari mulai perusahaan milik warga negara Indonesia sendiri sampai
perusahaan milik asing. Dan ini membawa dampak secara langsung bagi
perusahaan-perusahaan yang telah berdiri lama sebelum era globalisasi. Keadaan
seperti ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kwalitas perusahaanya agar tetap bisa bertahan dan bersaing
agar tetap memperoleh keuntungan. Dan salah satu yang harus benar-benar
diperhatikan adalah kinerja manajerial perusahaan, karena semakin banyak
perusahaan yang muncul, para investor akan semakin teliti dan cermat dalam
memilih perusahaan dimana dia akan menginvestasikan dananya.
Salah
satu sistem yang dapat dilakukan agar sebuah perusahaan dapat bertahan di era
seperti ini adalah TQM. Karena TQM mempunyai konsep melakukan perbaikan secara
terus menerus dan di semua bagian perusahaan demi kepuasan pelanggan. Tetapi
kebanyakan perusahaan di Indonesia melimpahkan kewajiban pengendendalian mutu
hanya pada satu divisi saja, seperti divisi produksi. Padahal kwalitas dan kemajuan
suatu perusahaan merupakan kewajiban seluruh anggota perusahaan bukan hanya
kewajiban seseorang atau satu divisi saja.
B.
RUMUSAN MASALAH
Seperti PT Super Andalas Steel, ketatnya persaingan pasar pintu rebusan
(sterilizer door) di dalam negeri, menjadikan perusahaan harus berupaya menjaga
kualitas produknya. PT Super Andalas Steel menjamin bahan baku produknya yang
terbuat dari baja berstandar tinggi serta dilapisi dengan stainless steel
sehingga tidak mudah rusak.Selain itu sudah sejak 1981 PT Super
Andalas Steel juga memproduksi Chicago Blower di Indonesia. Tingginya efisiensi
dan jaminan teknologi membuat produk ini banyak digunakan pelaku sawit
nasional. Ada beberapa jenis produk Chicago Blower
antara lain airfoil centrifugal fan, industrial centrifugal fan, turbo pressure
fan, axial vane, industrial radial type, industrial backward incline, dan
heavy duty fan.
Andreas Yaputra, Marketing PT Super
Andalas Steel, mengatakan Chicago Blower diproduksi didukung tenaga teknik yang
cukup, didesain dengan efisiensi yang tinggi serta pemakaian power yang rendah
dan didukung teknologi dari CHICAGO BLOWER CORPORATION USA. Kelebihan
inilah yang membuat Chicago Blower menarik perhatian pelanggan
dan konsumen dari industri sawit. Untuk pelayanan pasca jual, perusahaan
terus menjaga komitmennya kepada konsumen dengan pelayanan terbaik. David
Antonius mengatakan terus melakukan perbaikan desain yang berkelanjutan
sehingga pengguna Sterilizer Door merk “SAS” merasa lebih nyaman lagi.
Dari data
di atas bisa kita ketahui bahwa perusahaan ini memiliki divisi produksi yang
lebih besar dari divisi lainnya, sehingga kita perlu mengetahui apakah
pemikiran bahwa pengendalian mutu adalah tanggung jawab penuh bagian produksi
dan apakah penerapan TQM dalam perusahaan ini sudah berpengaruh dalam usaha
perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja manajerialnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
Perkembangan perdagangan dunia saat
ini menuntut setiap perusahaan mempunyai suatu sistem yang dapat membawa
perusahaan tersebut ke dalam keberhasilan. Semakin lama semakin banyak pesaing
yang muncul dan mengancam eksistensi perusahaan jika sebuah perusahan tidak
melakukan inovasi-inovasi seiring dengan kemunculan perusahaan-perusahaan baru
tersebut. Apalagi bagi sebuah perusahaan yang hanya memfokuskan kegiatan pada
satu divisi, melimpahkan tanggung jawab pengendalian kwalitas hanya pada satu
divisi. Seperti pada PT Super Andalas Steel yang memiliki divisi produksi lebih
besar dair divisi lain dan memaksimalkan sekali pada bagian produksi. Padahal
kemajuan suatu perusahaan bukan hanya kewajiban satu divisi saja, tetapi
kewajiban seluruh anggota perusahaan. Contohnya jika suatu perusahaan telah
memproduksi barang dengan sangat bagus, tapi bagian pemasaran tidak bekerja
dengan maksimal, maka barang tidak akan sampai ke sasaran.
Jadi di setiap perusahaan dibutuhkan
suatu sistem, salah satunya yaitu TQM (Total Quality Management), sistem yang
mengutamakan kepuasan pelanggan dengan cara melakukan perbaikan secara terus menerus
pada seluruh bagian perusahaan. Intinya terletak pada konsistensi dan
pengurangan hal-hal yang tidak bermanfaat. Menurut Tjiptono (2003: 4) “TQM
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”. Sukses tidaknya implementasi
TQM sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikanya.
Oleh karena itu TQM juga memiliki hubungan negatif dengan kinerja manajerial.
Ada
sepuluh karakteristik TQM yang dapat mempengaruhi kinerja manajer, yaitu: fokus
pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka
panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan
dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dengan adanya TQM perusahaan dapat
selalu mengevaluasi kinerja para anggotanya.
Pada PT Super
Andalas Steel adalah salah satu perusahaan yang dapat tetap bersaing sehat di
era globalisasi. Perusahaan ini memiliki divisi produksi yang lebih besar
dibanding divisi lainya. Perusahaan ini benar-benar mengandalkan bagian
produksi untuk menciptakan produk yang bermutu tinggi salah satunya dengan
penggunaan teknologi dari Chicago Blower
Corporation USA dan demi kepuasan pelaggan.
Untuk mengetahui apakah TQM berhubungan positif atau
tidak dalam kinerja manajerial PT Super Andalas Steel kita harus mengetahui
hubungan ke sepuluh karakteristik TQM dengan kinerja manajerial perusahaan. Dan
dapat kita ketahui hubungan enam dari sepuluh karakteristik TQM terhadap kinerja manajerial
perusahaan yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama
tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, kebebasan yang terkendali, serta
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
a. Fokus pada pelanggan
berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial
b. obsesi terhadap kualitas
berpengaruh negatif terhadap kinerja
manajerial
c. kerjasama tim
berpengaruh
positif terhadap kinerja manajerial
d. perbaikan sistem secara
berkesinambungan
berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial
e. pendidikan dan pelatihan
berpengaruh negatif terhadap kinerja
manajerial.
f. keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan
berpengaruh negatif terhadap kinerja
manajerial.
Hal
ini berarti apabila variabel yang berpengaruh positif terus ditingkatkan, akan
meningkatkan kerja karyawan. Dan sebaliknya jika variabel yang berpengaruh
negatif terus ditingkatkan akan menurunkan kinerja manajerial.
TQM yang
diwakilkan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim,
perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh baik secara simultan
maupun secara parsial terhadap kinerja manajerial pada PT SUPER ANDALAS STEEL.
Hubungan
negatif yang terjadi antara TQM dan kinerja manajerial di PT Super Andalas
Steel tidak sesuai dengan teori yang
ada. Kemungkinan terbesar keadaan ini karena TQM tidak sesuai dengan budaya
perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja manajerial. Terlihat bahwa budaya
penilaian kinerja di dalam perusahaan belum merata. Orang-orang di dalam
perusahaan belum terbiasa dengan penilaian kinerja, padahal diperlukan
orang-orang dalam perusahaan yang terbuka kepada penilaian yang dilakukan
terhadap diri mereka masing-masing maupun terhadap divisi tempat mereka
terlibat dalam pekerjaan untuk dapat menerapkan TQM secara maksimal. Orang yang
dapat terbuka dengan penilaian adalah orang yang percaya diri akan kemampuan
yang mereka miliki dan juga percaya diri terhadap hasil kerja mereka
berdasarkan beban pekerjaan yang dilimpahkan kepada pegawai di perusahaan
tersebut masing-masing.
TQM dapat
menjadi alat pengukur kinerja manajerial apabila budaya di suatu tempat, dalam
hal ini perusahaan, sudah diubah menjadi perusahaan yang lebih terbuka dalam
menghadapi penilaian kinerja. Jika budaya ini belum diterapkan secara merata,
maka TQM tidak akan berfungsi.
BAB III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Di
era seperti ini perusahaan-perusahaan baru ataupun yang sudah lama berdiri
harus menggunakan sistem TQM dan harus menjadi perusahaan yang terbuka terhadap
penilaian agar TQM dapat berjalan dengan baik.
Dan
pengendalian mutu bukan sepenuhnya tanggung jawab dari bagian produksi. Karena
setiap bagian berpengaruh sama terhadap sebuah perusahaan, semua saling
berhubungan. Jangan hanya melimpahkan kewajiban pengendalian mutu pada satu
bagian saja. Dalam PT Super Andalas Steel divisi produksilah yang paling
bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan karena TQM belum bisa berjalan
dengan baik dikarenakan budaya manajerialnya yang belum terbuka terhadap
penilaianya.
B.
SARAN
Di PT Super
Andalas Steel, menunjukan bahwa fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan
pelatihan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh baik
terhadap kinerja manajerial. Oleh karena itu disarankan kepada perusahaan agar
lebih sering mengadakan pelatihan dan pendidikan mengenai menjaga hubungan
dengan pelanggan, menjaga dan meningkatkan standar kualitas produk,
meningkatkan motivasi agar tercapai perbaikan cara kerja di perusahaan, dan
pelatihan mengenai kepemimpinan (leadership). Pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan diharapkan dapat meningkatkan keterbukaan pegawai perusahaan untuk
dinilai kinerjanya masing-masing, baik secara individu maupun secara divisi.
Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan juga diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan diri para pegawai perusahaan untuk dinilai karena pada umumnya
orang-orang tidak mau dinilai, karena
mereka merasa tidak sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaannya sehingga
mereka merasa tidak pantas untuk dinilai. Pendidikan dan pelatihan diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan terhadap diri sendiri pada diri para pegawai
sehingga mereka dapat dengan terbuka menerima penilaian terhadap pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment