Tuesday, February 04, 2014

FEBRUARY #anes




FEBRUARY #anes






The big big bang, the reason i’m alive

When all the stars collide, in this universe inside

The big big bang

The big big bang

The big big bang



The Big Bang – Rock mafia

Berisik banget HP pagi-pagi udah teriak-teriak! Aku mengambil HP di meja sebelah tempat tidurku dengan mata yang masih belum bisa diajak kompromi pagi ini. Aku mentap tombol dial yang sudah aku hafal dimana letaknya sehingga aku tidak perlu membuka mata

“halo” aku mendengar suara yang sudah sangat aku hafal dari seberang sana. Suara laki-laki dengan logat jogjanya yang kedengarannya tanpa dosa sudah membangunkanku pagi-pagi begini.

“bangun wooooooooooy! Libur jangan tidur terus. Temenin aku jogging!”

“gila jam berapa ini! ganggu orang tidur aja lo!” suara ocehan panjang diseberang sana membuatku menjawab dengan teriakan karena dia membuat ngantuku hilang seketika.

“wah ngga usah pake teriak kali bu! Aku ke kosanmu bentar lagi ya. Bye.”

Tut tut tut. Gila main dimatiin gitu aja.

Ini minggu pertama libur semester dan aku cuma mau bermalas-malasan dikosan. Pokoknya sebelum jiwaku nanti tergoncang gara-gara dosen ngasih nilai sembarangan, aku harus puas-puasin bermalas-malasan minggu ini. Puas-puasin tidur, nonton film dan ngegame. Mau jadi orang paling ngga produktif seminggu ini. Tapi gara-gara cowo ngga tau malu tadi, mataku udah sepenuhnya melek dan ngga mungkin mau diajak tidur lagi. Aku melihat jam di layar Hpku dan baru jam 5:34.

Aku mengecek panggilan di Hpku, tidak ada panggilan lainnya selain panggilan cowo ngga tau malu itu. Ada beberapa sms dari kakaku yang ribut menyuruhku pulang ke rumahnya di Semarang, sedikit cerewet dan aku malas menanggapi permintaannya sejak sebelum libur semester ini dimulai. Selain itu ada beberapa sms dari cowo ngga tau malu itu yang ngga perlu dibalas sama sekali. Aku cek BBM, hanya ada beberapa bbm dari teman-teman kampus yang ngga butuh waktu lama untuk membalasnya dan tentu saja ada bbm sampah dari cowo ngga tau malu itu. Beralih ke Recent Update di BBM, aku baru sadar kalo hari ini sudah masuk bulan paling istimewa diantara 11 bulan lainnya.

“Februari” istimewa karena Tuhan ngasih jumlah hari yang anti mainstream dan untuk Februari 2014 ini hanya sampai 28 hari. Mungkin kebanyakan juga menanti dan menganggap bulan ini istimewa karena Val’sDay yang menurutku untuk ngasih coklat ataupun bunga ngga harus nunggu Val’sDay. Everyday is lovely day. Maaf kalau menyinggung perasaan para penganut Val’sDay, anggap saja ini hanya sebuah pembelaan dari kaum jomblo. Haha. Dan untukku bulan ini istimewa because this month is mymonth, welcome february. Ngga mau ketinggalan sama PM anak-anak yang selalu mengagung-agungkan tanggal satu, untuk Februari ini aku akan mengikuti langkah mereka. Aku mengganti Personal Messageku “welcome february. welcome my month B)”.

Dari BBM aku beralih mengecek akun Path dan isinya tidak jauh dari Recent Update di BBM. Pengagum tanggal satu dengan doa-doa untuk satu bulan ke depan bertebaran dimana-mana dan tanpa daya akupun terjerumus menjadi salah satu dari mereka dan membuat moment yangsama seperti di PM BBMku. Perjalananku menyusuri akun sos-med di HP akhirnya membawaku pada satu sosial media yang biasanya menyita waktu paling banyak di jam kuliah ataupun di saat bermalas-malasan seperti ini, twitter. Aku langsung melihat di interaction kemudian membalas satu persatu mention dari teman-temanku dan ada satu mention dari cowo ngga tau malu itu. Melihat akunnya aku jadi ingat bahwa Februari ini juga bulannya ifan!

@anessya bangun! Temenin jogging!

Aku langsung membalas mention cowo gila satu ini.

@ifanaziz brisik bgt ya! Ngga sekalian kirim surat lewat pos?

Aku mentap tulisan reply di layar Hpku dan memantau timeline.

Bener-bener yah, pengagum tanggal satu di twitter sepertinya ngga kalah banyak. Mungkin saja tanggal satu selalu menduduki TTWW nomer satu tiap awal bulan dan mengalahkan hebohnya konser Taylor Swift atau ulangtahun Lee Seunggi. Saat aku sedang merangkai kata untuk tweet doaku di bulan Februari ini tiba-tiba aku mendengar suara cowo ngga tau malu itu memanggil-manggil dari luar kamarku. “buruan keburu siang nih.”

Dengan malas aku berdiri dengan selimut masih menggulung badanku, membuka pintu untuknya dan secepat kilat kembali tidur di kasur tercintaku sebelum diambil alih cowo ngga tau malu itu.

“bangun dong, udah 5 hari libur kamu males-malesan terus nes.” Cowo itu duduk di sebelah kasurku.

“brisik lu ah. Gue kan bilang mau bermalas-malasan sebelum besok stres mikirin nilai. Pagi-pagi ganggu orang tidur aja.” Aku menarik selimut menutupi kepalaku dan mengurungkan niat terakhirku yaitu memposting di twitter.

“ yaelah ngga akan seburuk itu kok nilaimu. Buruan cuci muka sama gosok gigi sana, pengin jogging nih.” Cowo itu menarik selimutku dan menarikku berdiri.

“bener-bener ya, lu cowo ngga tau malu, ganggu orang pagi-pagi. Jogging sama ade lu bisa kali.” Aku beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi dan meninggalkan cowo yang sedang memainkan HPku di tangannya.

“sms sama bbmku ngga dibales padahal yang lainnya dibales. Mentionku juga dibalesnya begini.”

“jangan baca-baca sms gue woy!” aku berteriak dari dalam kamar mandi.

“lu jadi mudik ke medan ngga si? Terus lu jadi ke semarang tempat kakak lu?”

Apalagi namanya kalo ngga tau malu? Cowo yang bukan siapa-siapa baca-baca sms di inbox orang dan aku yakin bukan cuma sms yang dia baca, tapi semua sosial mediaku di HP. Aku diam tidak menanggapi pertanyaan cowo sok tau yang pastinya sekarang sedang berbaring dengan santai di tempat tidurku dengan HPku ditangannya.

Aku mahasiswa rantau dari Medan yang berhasil lolos tes SNMPTN di Universitas impianku dan jurusan impianku satu setengah tahun yang lalu. Aku mahasiswa UNY Jurusan Akuntansi yang ditakdirkan Tuhan untuk bertemu teman ngga tau malu bernama Ifan sejak semester 2 tahun lalu. Dia teman yang selalu bisa direpotkan kapanpun, tapi juga selalu sukses merepotkanku di waktu-waktu yang tidak terduga. Temen dekat yang berawal dari kelompok di mata kuliah manajemen pemasaran dan karena dia aku merasakan mempunyai keluarga baru di kota Jogjakarta ini karena dia orang asli Jogjakarta yang sedikit agak kaku saat mengucapkan aku kamu dengan lu gue. Dan setelah setahun ini akhirnya dia semakin ngga tau malu seperti pagi ini.

“lu jogging, gue sepedaan ya.” Aku keluar kamar mandi dan membuang handuk kecilku ke mukanya yang sedang berbaring di tempat tidurku dengan HPku ditangannya, sama seperti dugaanku.

“enak aja, sepedaku tinggal disini aja. Yuk buruan.” Dia beranjak dari tempat tidurku dan memasukkan HPku ke saku celananya.

“HP gue sini.” Aku mendelik kearahnya dan seperti biasanya dia hanya tertawa karena merasa kalah mengetahui aku memperhatikan gerak geriknya dari tadi.

“ah sial. Haha.” Dia memberikan HPku dan memakai kembali sepatunya di depan pintu kamar kosku.

^^

Baru lari sekitar lima menit dari kosan ke GOR rasanya udah pengin minum satu galon. Aku duduk begitu masuk ke GOR dan beruntung ifan membawa air mineral meski hanya satu botol kecil yang kemungkinan akan habis diminum aku sendiri. Ifan masih melanjutkan larinya sepanjang lintasan lari.

Aku teringat sms ibuku semalam dan kakaku tadi pagi yang belum sempat aku balas.

-ibu-

Gimana mau pulang ke rumah apa ngga de?apa ibu yang ke jogja atau ke rumah kak rani?

Jujur aku malas kalau harus mudik ke Medan meskipun sebenernya kangen sama temen-temen disana, tapi kalaupun aku pulang aku hanya punya waktu kurang dari 2 minggu karena mulai tanggal 17 aku harus sudah stay di Jogjakarta lagi untuk training persiapan lomba Akuntansi di Universitas Indonesia. Sudah beberapa kali ibu sms sejak tau aku mulai libur dan belum aku kasih tanggapan. Mungkin aku harus memutuskan sekarang.

-ibu-

Kayanya ade ngga bisa mudik bu, tanggal 17 ade ada urusan sampe masuk kuliah lagi. Mending ibu ke tempat kaka aja. Ka rani juga udah sms ade terus nyuruh ade ke sana. Jumat atau sabtu besok ade ke tempat kaka.

Aku juga membalas sms kakaku, memberitahu tentang rencanaku supaya dia tidak mengirimku sms tiap pagi menyuruhku datang ke rumahnya. Tiba-tiba aku ingat niatku memposting doa awal Februari ini belum terlaksana.

Bad morning in early february bcause @ifanaziz !! after this morning, may be a lucky month :D

Sebelum mentap tulisan tweet, ifan tiba-tiba duduk disebelahku dengan keringat dimana-mana, aku tau dia pasti mencari botol air mineral yang sekarang ini isinya hanya tersisa sedikit setelah aku minum. Sedikit merasa bersalah karena sepertinya dia sudah lari beberapa putaran dan pasti sangat butuh minum sekarang ini. Haha.

“nyari ini?” aku memberikan botol air mineralnya yang langsung membuat dia memperlihatkan ekspresi antara kesal dan cape. Dia langsung merebutnya dari tanganku dan meminumnya sampai benar-benar habis.

“gila gue haus, kenapa lu abisin.”

Dia memukulkan botol air kosong itu ke kepalaku. Sedikit kaget dan aku langsung tertawa karena berhasil balas dendam atas perbuatan tidak tau malunya pagi ini.

“sory deh. Kan gue udah bilang gue sepedaan aja biar ngga cape dan ngabisin minuman lu.”

Aku melihat kembali ke HPku dan mentap gambar kamera yang berarti aku akan menambahkan foto di tweet yang belum sempat aku posting tadi. Sepertinya ekspresi ifan sudah menunjukkan ekspresi paling memalukan jadi aku mendekat ke sebelahnya dan mentake satu photo. Hasilnya benar-benar memuaskan, aku langsung mentap tulisan tweet sebelum ifan sadar dan menggagalkan tweet awal bulanku lagi seperti tadi pagi.

“cape gue, ngapain si foto-foto.” Dia menyambar HP dari tanganku, aku langsung tertawa saat dia menunjukkan ekspresi kagetnya.

“sini.” Aku merebut kembali HPku sebelum dia menghapus tweet terbaruku.

“malu-maluin banget si lu, liat muka gue. Hapus ngga ?!”

“ngga bakal! Harusnya lu beruntung karena masuk di tweet pertama gue di Februari ini, bulannya gue loh.”

^^

Pulangnya kami memutuskan membeli bubur ayam favoritku dan memakannya di kostanku karena aku sudah tidak tega melihat sengsaranya Ifan gara-gara dehidrasi tadi. Bahkan akupun mengalah menyiapkan sendok dan juga minuman untuknya, meskipun sebenarnya aku tahu dia masih mampu kalau hanya untuk mengambil minum untuk dirinya sendiri.

“nes, lu jadinya balik Medan ngga?”

“ngga, ibu sama bapak gue yang ke semarang.”

“lu ke semarang kapan?”

“gatau nih, jumat kalo ngga sabtu besok. Kenapa si?”

“ini kan bulan gue sama bulan lu juga.”

“iya terus kenapa? Eh lu mau kado apa?”

“kamera baru. Haha. Terus lu tanggal 15 udah balik ke sini?”

“oke ntar gue kasih lu gambarnya. Serius nih lu mau apa? Mumpung gue pengin balas budi nih. Ngga tau, tergantung lu mau ngasih kado apa ke gue. Kalo menarik gue balik ke sini.”

“ya masa kado dikasih tau. Kalo gue si yang penting lu disini aja, gue pengen jalan-jalan ke pantai di wonosari nih.”

“nah! Gue setuju.”

Aku selesai makan dan sepertinya bubur Ifan juga sudah habis. Aku beranjak membuang tempat bubur ayam, meletakan sendok kotornya di tempat cucian kotorku dan kembali duduk di atas tempat tidur. Aku mengambil remot di meja dan menyalakan TV mencari-cari acara yang sedikit menarik tapi sepertinya tidak ada!

“gimana nes? Lu tgl 15 udah balik sini belum?”

“kalo tanggal 15 si nggatau, yang jelas tanggal 17 gue udah disini.”

^^

Pagi ini rencananya aku ingin pergi mencari kado untuk Ifan. Hari ini aku harus memutuskan kado apa yang akan aku berikan pada cowo itu. Ifan ulangtaun besok 3 Februari dan belum terfikir sama sekali apa yang akan aku beli untuk kado ulangtahunnya, ini gila. Harusnya aku bisa mencari kado kemarin siang atau sore, tapi setelah jogging kemarin dia bersamaku sampai malam. Dia hanya pulang untuk mandi dan setelah itu kembali lagi kekosku hanya untuk nonton film dan ngobrol-ngobrol ringan sampai malam. Dan hari ini sepertinya aku akan pergi sendirian ke toko kado atau ke mall. Pasti akan menyenangkan, jalan sendirian diikuti tatapan orang-orang yang menganggapku bolang. Kebanyakan teman-teman kampusku sudah mudik ke kampung mereka masing-masing dan sangat tidak mungkin kalau aku meminta Ifan menemaniku.

Demi cowo ngga tau malu itu aku mengarahkan sepeda motorku ke arah mall dan masih belum ada gambaran apa yang akan aku beli. Dia sudah selalu ada untukku dan keluarganya begitu baik kepadaku jadi setidaknya aku harus memberikannya sesuatu yang sedikit berguna untuk cowo itu.

“kemarin dia bilang pengin kamera, tapi mana mampu gue beli kamera, lagian dia juga udah punya kamera.” Aku berhenti di traffic light dan sepertinya orang sebelahku sedang menatapku heran dan aku tau persis alasannya. Aku ngomong sendiri. Terserah deh dia anggap aku gila atau apa yang jelas aku sedang bingung sekarang. Saat lampu hijau menyala aku menarik gas lagi dan tidak butuh waktu lama lagi aku akan sampai.

^^

Aku melihat beberapa kamera yang dipajang di meja, dan pandanganku tertuju pada can*n warna putih yang pastinya keluaran terbaru. Aku tidak berniat melihat harga kamera ini karena aku tidak akan mampu membelinya dengan duit di dompetku. Aku tertarik pada benda di sebelahnya. Aku membukanya dan ternyata album foto ukuran 3R, sampulnya gambar kamera dan sepertinya album ini berisi hampir 100 lembar atau mungkin lebih.

“sampul album bisa pesan sesuai gambar yang mba pengin.” Suara SPG mengagetkanku dan sepertinya dia sadar kalo aku sedikit kaget sehingga dia cepat-cepat meminta maaf.

“lama ngga mba?”

“ngga sampe satu jam kok mba.”

“Boleh juga nih. Ifan kan selalu pamer foto tapi cuma di laptop atau kamera, belum pernah pamer foto yang udah di cetak.”

“gimana mba?”

“kalo gitu aku mau, gambarnya dari hapeku ya mba.”

^^

Aku kembali ke tempat aku memesan album foto yang seharusnya sudah selesai dibuat dan sekaligus dibungkus. Sambil menunggu mencetak sampul aku mencari barang yang mungkin akan cocok diberikan pada ifan dan aku ingat bahwa sepatu kuliahnya sudah dekil. Akhirnya aku membeli satu sepatu confe*se ukuran 41 warna abu-abu sama seperti sepatuku dan sama seperti sepatunya yang sudah dekil. Yap memang agak keterlaluan sampai sepatu kita samaan, dan ini gara-gara cowo ngga tau malu itu yang sengaja membeli sepatu dengan warna yang sama dengan sepatuku.



“udah mba?”

“sudah, sudah sekalian dibungkus juga.” SPG itu memberi bungkusan kecil warna abu-abu sesuai pesananku. Setelah selesai dengan kado aku berjalan ke bagian kue ulangtahun dan membeli satu blackforest ukuran kecil dan beberapa lilin kecil mengingat dompetku sudah sangat tipis.



^^

“anes buka pintu.”

Aku beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu dan sangat mudah ditebak siapa orang yang ada dibalik pintu. Ifan.

“ngapain malem-malem gini ke sini?” Aku menengok jam di dinding kamarku. Jam 11.13

“aku mau makan-makan sama temen-temen, mau ikut ngga?”

“di angkringan?”

“iya.”

“ikut.” Aku langsung masuk kamar mengambil jaket, HP dan tas kecilku.

“wah bokap ngebolehin lu bawa mobil buat main malem-malem? Perubahan nih. Haha.”

“ini juga ngemis-ngemis dan berhubung besok ulangtahunku jadi dipinjemin deh sampe besok.”

Jalanan Jogjakarta malam ini lumayan ramai karena hari ini hari Minggu pastinya. Selain itu meskipun mahasiswa rantau kebanyakan pulang ke kampung halamannya tapi banyak mahasiswa dari berbagai daerah yang datang berlibur ke Jogjakarta karena liburan semester mereka telah tiba.

Kami sampai di angkiran tempat Ifan janjian dengan teman-temannya sekitar 15 menit kemudian. Sepertinya teman Ifan lumayan banyak, kebanyakan laki-laki dan sepertinya ada lima perempuan. Setelah duduk bergabung dengan mereka, aku sadar aku mengenal beberapa dari mereka. Ada Ido, Fakih dan Tian dari kelasku dan beberapa anak dari kelas akuntansi sebelah Farah, Andri, Marta dan Zaki. Selain tujuh anak itu yang belum aku kenal sebelumnya adalah teman-teman SMA Ifan, ada beberapa yang kuliah di UNY juga hanya berbeda jurusan dan ada juga yang kuliah di Universita lain di Jogja maupun di luar Jogjakarta. Empat cewe selain Farah ada Nindi, Alya dan Vira yang merupakan teman SMA Ifan dan satu lagi Ririn pacar Fakih anak kelasku. Enam laki-laki lainnya adalah teman dekat Ifan yang ngga aku hafal semua namanya. Ada satu nama yang mudah diingat, Uno. Selain namanya yang agak lucu juga karena mukanya yang ngga tanggung cakepnya jadi sedikit mudah diingat.

“kalian beneran ngga pacaran nes?” sepertinya Ido benar-benar penasaran, setelah hampir setiap aku berdua dengan Ifan dan bertemu dia, dia selalu menegaskan hubungan kami yang jawabannya masih sama seperti dulu.

“ngga Idoooo, masa iya gue harus bener-bener bikin konferensi pers biar lu ngga nanya-nanya lagi tiap ketemu gue sama Ifan?”

“ya kalian juga sering kemana-mana berdua. Gue aja yang beda kelas bakal ngira kalian berdua pacaran.” Zaki memang sering bertemu Ifan jalan bareng aku, ya itu karena kita berdua memang selalu bareng-bareng apalagi saat di kampus.

“kayanya sedeket itu ya kalian berdua sampe hampir semua yang kenal kalian ngira kalian pacaran.” Uno tiba-tiba angkat bicara dan tertawa kecil.

“semacam HTS gitu ya fan?” Farah mencoba menggoda Ifan yang sudah diam dari tadi.

“ah males, obrolanya selalu nyambung ke aku sama Anes. Besok kayanya kita bener-bener butuh konferensi pers nes.” Ifan menarik kuncir rambutku.



Ngga terasa obrolan bersama malam ini sudah sangat panjang, aku merasa mataku mulai menuntut untuk dipejamkan. Aku melihat jam di tanganku dan ternyata memang sudah malam, jam 01:08. Sepertinya mereka masih menyimpan banyak energi bahkan para cewe-cewe masih asik dengan obrolan mereka. Mungkin karena siang tadi aku terlalu cape dan akibatnya seperti ini. Aku bersandar di tembok, mencoba menahan rasa ngantuk.



“ngantuk ya?” seseorang mengagetkanku, membuat rasa ngantukku sedikit hilang. Saat aku menoleh, Uno sejak kapan duduk di sebelahku? Ifan kemana?

“sedikit, agak kecapean seharian ini jadi ngga tahan lembur nih.”

“eh kamu asli mana? Kok ngga mudik?”

“gue asli medan, sebenernya si pengin balik tapi nanggung cuma bisa balik 2 minggu jadi bokap nyokap yang ngalahin jenguk gue disini.”

“oh kirain deket-deket sini aja. Udah lama kenal Ifan?”

“dari awal masuk kuliah, lumayan lama. Ngomong-ngomong Ifannya kemana?” Aku celingukan mencari kepala cowo ngga tau malu yang ninggalin aku setengah tidur tadi.



Obrolan kami lumayan panjang. Kesimpulan awal, Uno orangnya asik meskipun agak banyak tanya dan beberapa menit kemudian Ifan datang duduk di sebelahku.

“dari mana lu? Ninggalin gue setengah tidur kaya tadi.”

“ke atm, disana lumayan antri. Eh bayarnya juga antri banget. Yaelah ngga bakal diculik juga kali, lagian udah aku titipin ke Uno.”

“ah iya. Udah jam 1 nih happy birthday my badboy! God bless you! don’t stop to care all about me, always be my everything and always on my side. Gamau tau pokoknya!” aku memeluk singkat cowo yang dari tadi diam menyimak ucapanku. 

“Thx. it's my pleasure.” Jawabnya dengan senyum singkat.

“tuh kan ucapan aja kaya ngasih ucapan ke pacar. Kalian nih.”sahut Andri.

“iya nih, bikin iri aja kamu fan.” Uno memeluk Ifan sebentar dan memberinya ucapan selamat ulangtaun yang bisa aku dengar karena aku persis berada disebelah ifan.

Mereka semua satu persatu memberi ucapan selamat kepada Ifan. Aku membuka HPku, mengganti Personal Massage di BBMku “Selamat hari lahir my Ifan *beer* *gift* ({})” dan mengganti DP menggunakan fotoku berdua dengan Ifan yang sudah aku acak-acak dibagian muka ifan dengan app line. Membuat moment di path sama seperti PM di BBMku dan mengupload foto yang sama dengan DP BBMku di path dan juga di instagramku. Aku juga memposting tweet yang sama dan mengirim mention pada @ifanaziz plus foto seperti yang aku upload di sos-med lainnya.

@ifanaziz 19th be better ya, and God bless us! Yang lebih tua harus menjaga yang lebih muda ya!

“bagi nomer lu dong nes.” Lagi-lagi suara Uno mengagetkanku.

^^

“bangun nes.”

Aku merasa ada yang menepuk-nepuk tanganku dan saat aku membuka mataku ternyata Ifan. Ah iya aku tidur di mobilnya Ifan. Setelah rasa ngantukku tidak bisa ditahan lagi aku memutuskan pamit untuk tidur di mobil sedangkan mereka masih melanjutkan obrolan panjang itu, dan mungkin sekarang sudah selesai?



“jamberapa fan?”

“jam 3, anak-anak udah pada mau balik tuh.”

“oh iya iya.” Aku keluar dari mobil dan berjalan ke arah mereka.

“yaelah fan ngga usah dibangunin juga gapapa kali, kasian tuh mukanya anes.” Uno tersenyum ke arahku.

“ngga papa kok, kalian semua hati-hati ya.” Aku tersenyum agak malu membayangkan mukaku saat ini. Acak-acakan pastinya!



Setelah semuanya pergi, aku kembali masuk ke mobil dan langsung memejamkan mataku berniat melanjutkan tidurku yang terinterupsi tadi.

“Nes, langsung ke pantai yuk biar bisa liat sunrise, paling ngga 2 jam bisa sampai kok.”

“hah, langsung ?” untuk kesekian kali obrolan mengagetkan sukses menghilangkan rasa ngantukku.

“iya. Lagian kalo gue balik dan tidur, gue yakin besok ngga bakal bangun pagi dan gue yakin lu juga.”

“yaudah deh kalo gitu balik kos gue bentar, gue mau ambil beberapa keperluan cewe.”

^^

“udah dibawa semua yang dibutuhin?” tanya ifan saat aku membuka pintu mobil.

“udah kok.”Aku meletakkan tas ransel berisi peralatan pribadiku dan tas jinjing berisi semua perlengkapan untuk surprise ulangtaun cowo ini di jok belakang.

“kaya mau nginep berhari-hari aja bawaan lu sebanyak ini nes.” Perjalanan ke wonosari dimulai dan pastinya perjalanan panjang ini akan sedikit menakutkan mengingat saat ini jalanan akan lebih sepi saat dini hari dibanding jam lainnya.

“yaelah. Gue bawa kaos sama calana buat lu juga. Lu ngga bawa baju ganti kan?”

“wahh baiknya. Tumben ngerti banget nih.” Ifan menarik kuncir rambutku, salah satu kebiasaannya yang sangat menyebalkan.



Aku memasangkan USB ke portable di mobil dan lagu We’ll Be Alright-nya Travie McCoy mulai mengisi keheningan di mobil ini. Salah satu cara agar Ifan tidak mengantuk karena dia masih harus menyetir dalam waktu yang lumayan lama. Begitu juga aku, aku hars tetap melek menemani cowo ini menyetir sampai tujuanWe are young, we run free

Stay up late, we don’t sleep

Get our friends, got the night

We’ll be alright



Aku melihat jam di layar hapeku, jam 03:50. Kalo tadi Ifan bilang butuh sekitar dua jam berarti ini baru setengah perjalanan. Aku membuka twitter dan memposting “on my way to Wonosari beachs to celebrate @ifanaziz day.” Tiba-tiba Ifan menghentikan mobilnya, aku mendongak dan melihat Alfam*rt di depanku.



“gue beli minum dulu ya.” Ifan keluar mobil.

“gue kopi satu ya fan.” Berharap ifan mendengarku.

Ngga mau menyia-nyiakan kesempatan, aku berniat memberinya kejutan sekarang. Aku mengambil kue dari tas jinjing di jok belakang dan menambahkan 3 lilin di atas kue. Saat Ifan berjalan ke arah mobil aku menyalakan ke tiga lilin dan tepat saat dia membuka pintu mobil,



“happy birtday to you, happy b’day to you, happy b’day to ifan, happy b’day ifan”

Cowo didepanku terlihat kaget dan setelah aku selesai menyanyikan lagu selamat ulangtahun dia beranjak masuk dan menutup kembali pintu mobil. Dia menghadap ke arahku dan tersenyum.


“buruan tiup lilinnya, jangan lupa make a wish.”

Ifan diam sejenak mungkin sedang mengungkapkan doanya dan beberapa detik kemudian dia meniup semua lilin sampai benar-benar mati.

“lu gila nes, makasih banget ya.” Ifan mengambil kue ditanganku kemudian memelukku.

“pokoknya semua yang penting yang terbaik buat lu di umur 19 ini ya.”

“iya anesssssssss.” aku memasukan kue ke boxnya lagi dan melanjutkan perjalanan yang sepertinya masih agak panjang.

^^

Aku berlari ke tepi pantai yang belum aku tahu namanya. Yang jelas ini salah satu pantai indah di Wonosari. Pantai dengan pasir putih yang masih sangat bersih dan suara ombak yang terdengar jelas karena suasananya yang sangat sepi. Rasa ngantukku langsung hilang begitu aku melihat matahari terbit di depan mataku. Perjalanan yang memakan waktu 2 jam lebih ini benar-benar tidak mengecewakan. Aku melihat sekitar dan Ifan sepertinya sedang serius dengan kamera di tangannya yang mengarah ke sunrise. Terlihat beberapa kali dia mentake dan kecewa saat melihat hasil jepretannya. Seperti itu sampai berulang-ulang hingga akhirnya terlihat seulas senyum saat dia melihat hasil jepretannya. Setelah berhasil mendapat gambar yang diinginkan, sepertinya dia langsung mengganti objek jepretannya, dia mengarahkan lensanya ke arahku.



“lu lagi motret gue ya fan?”

Matahari sudah keluar sepenuhnya, aku duduk di pasir putih bermain dengan ombak yang terkadang sampai menyentuh kakiku. Sesekali aku mengambil fotoku sendiri menggunakan HPku dan menguploadnya di beberapa sosial mediaku. Ifan sepertinya masih belum puas dengan kameranya, dia masih saja terlihat sibuk dengan kameranya sampai membuatku penasaran apa saja yang sebenarnya dia potret sejak tadi.


Aku melihat Hpku, ada pemberitahuan baru di twitter dan ternyata mention dari cowo yang saat ini sedang sibuk sendiri di depan mobilnya.

@anessya thx for cake, for today and all you've given so far.

“fan sini dong. Fotoin gue.” Ifan kemudian berjalan ke arahku dan langsung mengambil fotoku berkali-kali tanpa memberiku aba-aba.


“eh jangan foto sembarangan dong!”

“iya iya, foto berdua sini.”

^^

Aku berbaring di gubuk kecil di tepi pantai, jam sudah menunjukan pukul 7 pagi dan pantai ini masih sangat sepi. Sepertinya ini memang pantai yang belum begitu dikenal jika dibandingkan dengan pantai Baron ataupun Indrayanti yang sering disebut-sebut sebagai pantai yang indah oleh Ifan.


Semalam kurang tidur, dan sepanjang pagi bermain-main dengan air, pasir dan mentake begitu banyak foto bersama Ifan rasanya lumayan melelahkan. Ifan terlihat berjalan ke arahku membuatk aku tiba-tiba teringat sesuatu di dalam mobil. Aku beranjak menuju mobil melihat ke arah Ifan yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang di telefon. Aku mengambil kue semalam dan kado yang sudah aku siapkan kemarin.


“telfon sama siapa lu?”

“Rila telfon ngucapin ulangtaun, terus teriak-teriak ngga trima gara-gara kita cuma pergi berdua. Liat aja komentarnya di foto yang tadi lu upload instagram. Rangga sama Andin juga tadi telfon ngucapin dan sama kaya Rila mereka juga marah-marah. Haha.”

Rila, Andin dan Rangga adalah teman dekat kami berdua, sayangnya mereka bertiga sudah mudik sejak hari pertama libur semester.

“ya salah siapa mereka mudik duluan. Gue makan ya kuenya, laper nih.” Aku mengambil sepotong kue dan langsung melahapnya. Dasar cowo aneh emang, Ifan bukannya ikut makan malah sibuk mengarahkan kameranya ke arahku.

“jangan usil deh gue lagi makan segala dijepret-jepret.” Aku mengambil tas disebelahku dan menyodorkan padanya. “nih buat lu, sorry cuma bisa ngasih itu.”

“wah, makasih nes.” Ifan merebut bungkusan ditanganku. “gue buka sekarang ya.” Sebelum aku ngomong “iya”pun dia sudah langsung membuka bungkusan yang lebih besar ditangannya.

“itu sepatu biar lu ganti, yang lu pake udah lumayan dekil tuh. Haha.” Dia hanya senyum-senyum tanpa merespon kata-kataku dan langsung memakai sepatu pemberianku.

“Pas. Keren nes! Ini yang satu apaan?” dia membuka bungkusan yang lebih kecil, kado dengan bungkusan abu-abu yang berisi album foto pesananku kemarin.

Dia terlihat kaget melihat sampul album fotonya. Ekspresinya semakin lucu saat dia membuka halaman pertama yang aku isi foto kami berdua saat jogging kemarin kemudian membuka halaman demi halaman yang masih kosong.


“itu biar lu ga cuma nyimpen jepretan lu di laptop.”

Dia memukulkan album foto itu ke kepalaku dan kemudian memelukku.

“Thx.”

“lu bahkan lebih baik dari quote yang di gambar itu kok fan.” Aku berbisik.




0 komentar:

Post a Comment